Musik tradisi
Kalimantan selatan memiliki bentuk dan ciri tersendiri. Memilik bentuknya musik di Kalimantan Selatan dari
vocal, instrumental dan ragam musiknya serta kedaerahannya. Menurut haji anang
Ardiansyah, seorang pencipta lagu daerah banjar, penyanyi dan pengamat misik
daerah Kalimantan selatan menyatakan
bahwa musik daerah Kalimantan selatan termasuk rumpun melayu, namun berbeda
dengan Melayu Sumatra. Hal ini dapat dipahami, karena orang banjar adalah
asimilasi Melayu dengan suku bukut ( dayak ) dan ada pengaruh jawa – sunda.
Pada
musik tradisi Kalimantan Selatan kami membagi dua musik taradisi yaitu :
KOLEKTIF
MUSIK
1. Musik
Gamelang Banjar
Musik gamelang banjar ini sebagai musik pengiring teri klasik
Banjar yang terdiri dari Babun (Gendang), Sarun satu, Sarun dua, Dawu, Kenung,
Gua satu, Gunung dua dan Kangsi. Selain mengiring tari klasik Banjar, berfungsi
pulang mengiringi pergelaran Wayang Kulit Banjar, Wayang Gung, Kuda Gipang
Cerita, Teater Tantayungan dan
Basisingaan. Ada kurang lebih 40 lagu gemelang Banjar dapat dimainkan. Misalnya
lagu Paparangan, Lagu Ayakan, lagu Katawang, Wani – Wani dan lain sebagainya.
2.
Musik
Pating
Musik Panting berasal dari bahasa banjar
yaitu Mamanting atau memetik. Dahulu Musik Panting ini digunakan untuk
mengiringai teater tutur seperti, Baandi – andi atau bercerita, yang dimainkan
secara tunggal oleh orang yang bercerita tersebut.
Dalam perkembangan musuk panting ini
dapat pula mengiringi tari-tarian, seperti tari japing dan teri rakyat lainnya,
akhirnya musik panting ini menjadi Orkes rakyat yang dapat dimainkan secara
intrumentalia maupun mengiringi lagu-lagu Kalimantan Selatan, dan dimasa kini
panting digunakan untuk acara perkawinan, hari-hari besar dan menyambut tamu.
3.
Musik
Hilai/Kungkurung
Musik ini terdiri 7
batang bambu yang dibuat sedemikian rupa tinggi menjulang dan dibawah dasar
bambu dibuat alat agar berbunyi. Cara memainkan dihentakkan ketanah atau alas
keras agar menimbulkan bunyi dan dimankan oleh 7 orang pemusik.
4.
Musik
Kintung
Musik kintung terbuat
dari 5 bambu (Bahasa Banjar Paring, Buluh, Bumbung) yang dipotong pendek dan
dibelah setengah yang Menghasilkan/mengeluarkan 5 nada dasar.
5.
Musik
Bumbung (bambu)
Musik bumbung berawal dari “Bumbung
lamang” (Beras ketan yang dibakar dalam bumbu) yang dimodifikasi diatonik,
terdiri dari 7 nada dasar. Populasinya berada di Desa Berikin Kabupaten Hulu
Sungai Tengah.
6.
Musik
Suling Bambu
Musik Suling dimainkan dengan secara
improviasi, terdiri dari piston 2 buah dan pengiring 9 buah suling dan ditambah
gendang, tabur, tok-tok dan pengiring lainya. Musik ini berkembang didesa Batu
Mandi Kabupaten Balalang
.
7.
Musik
Bamban
Musik Bamban disebut karena musik ini
lahir didesa Bamban, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kandangan. Sesungguhnya
musik ini disebut music Tabur Garancai yaitu musik tiup (Diatonic) yang serupa
dengan musik Tanjidor (Batawi) berfungsi untuk mengarak pengantin, dan hiburan.
8.
Musik
Masuk Kirri
Musik ini berasal dari Suku Bugis Mandar
yang mendiami pesisir pantai Pagatan, sekarang Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan
Selatan. Musik ini hanya berkembang di daerah pasisir pantai Pagatan yang
didiami entik Bugis Mandar saja. Perangkat musik terdiri dari ; Kecapi Bugis mandar 3 buah, Rabab/Biola,
Terbang bugis mandar 2 buah, Gambus, Suling, dan Giring-giring.
MUSIK
TUNGGAL
Selain musik koleftif di Kalimantan
masih ada yang terpisah yaitu musik Tunggal yaitu :
1.
Musik
Kuridin
Musik Kuridin adalah alat musik yang
terbuat dari Bambu. Nama Kuridin diberikan oleh Penduduk Hulu Sungai Tengah dan
Desa Harakit Kabupaten Tapin. Lain lagi dengan penduduk Kelurahan ulu Banteng
Kecamatan Bakupai Kabupaten Barito Kuala menyebutkan Guriding.
Alat music Kuriding atau Guriding ini
adalah alat musik Mulut, ahan dari Bambu, alatnya ditempatkan pada mulut dengan
cara seperti aturannya, untuk menyembunyikan Kuriding harus menarik tali
tatarikan yang dipegang dengan tangan kanan dan serta ada sentakan, sehingga
mengertakkan alat agar Kuriding tersebut.
2.
Musik
Kalangkupak/Salung Bambu
Musik ini terbuat dari bambu kecil tipis
yang separohnya dipangkas memanjang agak meruncing disebut “Paring
Tamiang”bentuknya seperti Angklung.
Bambu atau paring ini terdiri dari 5
potongan dan setiap potongan panjangnya berbeda-beda. Potongan-potongan bambu
itu dirakit dengan tali rotan, sehingga merupakan satu rangkai tangga nada yang
siap dimainkan. Kalangkupak disebut juga Salung Bambu merupakan alat musik suku
bukit atau suku Dayak Kalimantantan Selatan.
3.
Musik
Sarunai
Musik ini tergolong aerofon atau alat
musik tiup, perkataan Sarunai atau Sarunai, yang diambil dari kata Surnai
bahasa Persia. Surna dari bahasa Arab dan Sahnai dari bahasa india. Musik ini
terbuat dari Bambu atau kayu seperti suling terompet namun pendek, terdiri dari
4 bagian yaitu mulut, sekar bibir, badan (batang) dan corong satu sama lainya
bisa dilepas dan dipasang kembali. Serunai berfungsi sebagai alat musik
pertunjukan pancak silat. Disuku Bukit/Dayak berpungsi sebagai pengiring musik
upacara adat.
thanks infonya sob
BalasHapussama sama gan,,, alhamdulillah terimakasih telah mampir ke blog saya..
BalasHapusSayang beraneka macam ragam budaya mengenai alat musik tidak pernah diperkenalkan di media televisi
BalasHapusitulah yang di sayang kan,,, untuk masalah negara kita,,, untuk yang beraroma Tradisional,, tidak terlalu di ekspos,, Mungkin Yang berhubungan Tentang Tradisional,, dianggap tidak memberikan ke untungan bagi PerTelevisian,,, Padahal kekayaan Kebudayan indonesia sangat beragam,, Tapi insya allah Masih Banyak Pecinta budaya di Indonesia..
HapusIya tuh bener banget.. Tapi kalo ada artis kena masalah malah ditayangin banget... semoga aja indonesia bisa cepet sehat lagi.. amin..
HapusKebetulan nyari klasifikasi musik tradisional kalsel, isinya lengkap dan jelas. Keren ternyata bp guru sendiri yg buat blog ini, proud of you sir
BalasHapus