Dalam
khasanah teater dewasa ini dapat disimpulkan unsur utama teater
adalah naskah lakon, sutradara, pemain, dan penonton. Tanpa keempat unsur
tersebut pertunjukan teater tidak bisa
diwujudkan. Untuk mendukung unsur pokok tersebut diperlukan unsur tata
artistik yang memberikan keindahan dan mempertegas naskah lakon yang
dipentaskan.
1. Naskah
Lakon
Naskah lakon sebagaimana karya sastra
lain, pada dasarnya mempunyai struktur yang jelas, yaitu tema, plot, setting,
dan tokoh. Akan tetapi, naskah lakon yang khussus dipersiapkan untuk
dipentaskan mempunyai struktur lain yang spesifik. Yaitu eksposisi (pemaparan),
komplikasi, klimaks, anti klimaks atau resolusi, dan konkalusi (catastrophe).
Kelima bagian tersebut pada perkembangan kemudian tidak diterafkan secara kau,
tetapi lebih bersifat fungsionalistik.
2 2. Sustradara
Di Indonesia penanggung proses
transformasi naskah lakon ke bentuk pemanggungan adalah sutradara yang
merupakan pimpinan utama kerja kolektif sebuah teater. Baik buruknya pementasan
teater ditentukan oleh kerja sutradara, meskipun unsur – unsur lannya juga
berperan tetapi masih berada di bawah kewewenangan sutradara.
Menurut Harymawan (1993) Ada beberapa tife sutradara dalam menjalankan
penyutradaraannya, sebagai berikut.
a. Sutradara
Konseptor. Ia menentukan pokokpenapsiran dan menyarankan konsep
penapsirannyakepada pemain. Pemain dibiarkan mengembangkan konsep itu secara
kreatip, tetapi juga terikat kepada pokok penapsiran.
b. Sutradara
dikator. Ia mengharapkan pemain dicetak seperti dirinya sendiri, tidak ada
konsep penapsiran dua arah ia mendambakan seni sebagai dinrinya, sementara
pemain dibentuk menjadi robot – robot yang tetap buta tuli.
c. Sutradara
koordinator. la menetapkan diri sebagai pengarah atau polisi lalu luntas yang
mengoodinasikan pemain dengan konsep pokok penapsirannya.
d. Sutradara
penertalis. La bertindak sebagai guru
atau suhu mengamalkan ilmu bersamaan dengan mengasuh batin para anggotanya.
Teater disamakan dengan padepokan sehingga pemain adalah cantrik yang harus
setia kepada sutradara.
3 3. Pemain
Pemain adalah alat memeragakan tokoh, tetapi bukan sekedar alat yang
harus tundauk kepada naskah. Pemain wewenang membuat refleksi dari naskah
melalui dirinya. Agar bisa mereflesikan tokoh sesuatu yang hidup, pemain
dituntut menghapal aspek – aspek pemeranan yang dilatihkan secara khussus,
yaitu jasmani (tubuh/fisik), rohani (jiwa/emosi) dan intelektual. Memindahkan
naskah lakon ke atas panggung melalui pemain tidak sederhana mengucapkan kata –
kata yang didalam naskah lakon atau sekedar memperagakan keinginana penulis
melainkan proses pemindahan mempunyai
karekterisasi tersendiri, yaitu
harus menghidupkan bahasa kata (tulis) menjadi bahasa pentas (lisan).
4. Penonton
Tujuan terahir sesuatu pementasan
lakon adalah penonton. Respon penonton atas lakon menjadi suatu respon
melingkar, antara penonton dan pementasan. Banyak sutradara yang kurang
memerhatikan penonton dan menganggapnya sebagai konsumsi yang bisa menerima
begitu saja apa yang disungguhkan sehingga tterjadi sesuatu kegagalan dalam
pementasan penonton sebagai penyebabnya karena mereka tidak mengerti atau
kurang terdidik memahami sebuah pementasan.
5 4. Tata
Artistik
Tata Artistik merupakan unsur yang
tidak dapat dipisahkan dari teater. Pertunjukan teater menjadi tidak utuh tanpa
adanya tata artistik yang mendukungnya. Unsur astistik di sini meliputi tata
panggung, tata busana, tata cahaya, tata rias, tata busana, tata music yang
membantu pementasan menjadi sempurna sebagai pertunjukan.
a. Tata
Panggung adalah pengaturan pemandangan di panggung selama pemantasan
berlangsung. Tujuannya tidak sekedar pemainan bisa dilihat penonton tetapi juga
menghidupkan pameran dan panggung.
b. Tata
Cahaya atau lampu pengatur pencahayaan di daerah sekitar panggung yang
pungsinya menghidupkan pemain yang suasanya lakon yang dibawakan yang sehingga
suasana istimewa.
c. Tata
Musik adalah pengaturan music yang mengiringi pementasan teater yang bergune
memberi untuk memberi penekanan pada suasana pemain dan mengiringi pergantian
babak dan adegan. Tata suara adalah pengaturan keluaran suara yang dihasilkan
dari berbagai sumber bunyi, seperti suara ator, efek suasana, dan musik. Tata
surya diperlukan untuk menghasilkan harmoni. Tata rias dan tata busana adalah
pengaturan rias dan busana yang dikenakan pemain. Gunanya untuk menonjol watak
peran yang dimainkan, dan bentuk fisik pemain bisa terlihat jelas penonton.
Blog Seni Dan Budaya,patut dicontoh utk ank muda indonesia
BalasHapusyg mengedepankan wawasan ilmu pengetahuan budaya daerah.pertahankan blog ini menurut title dan deskripsinya jgn ada unsur spam.Klo bisa script yg tdk terlalu penting yg membuat load page terlalu berat agar dihapus utk menjangkau semua pengunjung dr seluruh wilayah indoneseia yg mempunyai speed internet yg berbeda karena mungkin masih banyak internt dengan speed dibawh speed internt di tempt sobat.
Terimakasih banyak masukan nya Kangroni,, saya masih baru belajar dalam blogger,, salam kenal,,, akan saya perbaharui lagi blog ini,,
HapusBagaimana agar blog sya terlihat profesional mas??
masalah profesional itu relativ yg penting buat blog ini nyaman utk dikunjungi yaitu artikel berkualitas dan load page ringan,insya Alloh orang tdk akan enggan utk berkunjung keblog sobat.
BalasHapusiya kangroni,, terimakasih tipsnya,,, kang..?? kalo nya halaman selain Beranda atau home,, apa ada yang bisa lebih dari satu postingan..?? mf banyak ttanya nya.??
Hapusbermanfaat mas infonya, sangat menarik. terus terang saya kurang tau soal teater, tapi artikel diatas bisa sedikit saya pahami.
BalasHapusoh ya mas mau kasih saran, kalo mau posting artikel biar lebih keliatan rapi jangan dari ms.word langsung copas ke posting mas, tapi dari word masukin notepad dulu baru di paste ke posting. ntar jadinya rata, misal seperti yang pake bullet numbering gitu.
hehe terimakasih atas infonya mas, sukses selalu..
wahhh terimakasih Mas Andre Rizki Nugroho masukannya,, ini masukan buat saya mas Andre,,sya akan Perbaiki lagi hehe.. salam Kenal...!!
HapusKalo penonton itu termasuk gak?
BalasHapus