Setiap guru selain cerdas dan
menguasai materi yang akan disampaikan tetapi juga harus “gaul” dalam
arti memiliki cara penyampaian materi dan pendekatan yang baik kepada
murid-muridnya.
Pada zaman yang serba modern ini
guru-guru di sekolah mendapat tuntutan baru yang harus dihadapi dan
diatasi, yaitu tuntutan untuk menjadi guru yang gaul. Guru yang gaul
sangat diperlukan karena pada zaman ini kebanyakan anak muda/remaja masa
kini terutama yang lahir di atas 1990 memiliki gaya yang unik yaitu
“gaul”. Keberadaan guru yang gaul juga didukung oleh Ibu Sherly, guru
fisika “Jika metode yang menyampaikan materi itu berhasil mengapa
tidak?” Ketika kurikulum kita yang terbilang berat dan tuntutan untuk
menyampaikan materi-materi yang banyak jumlahnya kepada murid-murid,
tidak lagi dapat menggunakan cara yang lama, tetapi memerlukan cara yang
baru yaitu melalui guru yang gaul.
Guru yang gaul merupakan guru
yang mampu menempatkan dirinya dengan baik di tengah-tengah para murid
sebagai teman atau sahabat. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Ika guru
fisika kelas X “Guru itu harus pandai menempatkan diri, saat di kelas
menjadi guru, di luar kelas menjadi teman”. Hal ini penting supaya
murid-muridnya merasa nyaman dan dapat menangkap semua materi yang
disampaikan. Guru yang gaul di sini tidaklah terbatas pada guru-guru
yang fresh graduate dan masih muda saja, tetapi juga termasuk
guru-guru yang senior atau sudah cukup tua umurnya. Dengan fleksibilitas
seorang guru yang dapat menjadi guru yang gaul tetapi tidak kehilangan
sisi sebagai guru yang berwibawa, kegiatan belajar-mengajar akan menjadi
nyaman, menyenangkan, dan pandangan setiap murid setiap masuk sekolah
akan menjadi fresh.
Kalau diperhatikan, pola pikir
remaja masa kini yang modern sempat menciptakan jarak yang cukup lebar
antara guru dengan murid, seolah-olah murid memandang guru sebagai
seseorang yang menyeramkan, kaku, dan kadang faktanya ada beberapa murid
yang ketika melihat guru bidang studi tertentu yang akan masuk ke kelas
segera menggerutu seperti berkata “Ah, dia lagi-dia lagi” atau “Aduh,
pelajaran mat lagi, pelajaran mat lagi?”. Hal-hal
seperti ini dapat diatasi ketika guru-guru dapat berbaur di
tengah-tengah mereka seperti seorang teman. Ketika sang guru berhasil
berbaur dengan murid materi pelajaran yang disampaikan akan terpahami
dan suasana menjadi fresh karena jarak antara guru dan murid sudah tidak
terasa lagi.
Pada zaman ini arti kata gaul
telah mengalami pergeseran makna, gaul/bergaul yang semula memiliki
makna dapat berinteraksi dan menempatkan diri dengan baik di dalam
masyarakat tetapi sekarang lebih mengarah kepada kebudayaan anak muda
masa kini yaitu bahasa-bahasa yang tidak baku/ bahasa gaul seperti lu, gua,
bahasa yang kasar, musik rock, pop, dan musik” dj, dan yang saat ini
cukup populer yaitu harus “galau”.
Guru yang gaul selain dapat
menempatkan diri dengan baik di tengah-tengah muridnya juga memiliki
pandangan yang sesuai dengan murid-muridnya, tahu cara berkomunikasi
yang ringan tanpa lupa menggunakan bahasa yang sopan dan baku, dan
merendahkan dirinya sebagai guru agar dapat membaur dengan
murid-muridnya. Seperti kata Ibu Riona, guru PAK “Guru gaul harus dapat
masuk ke dunia mereka, tahu apa kebutuhan mereka, apa yang diomongin,
saling terbuka tetapi harus tetap pada track-nya”. Lalu ada hal
lain lagi, “Guru gaul bisa diajak curhat sama muridnya”, ujar seorang
murid kelas X KBI . Namun, bagaimana dengan guru yang tidak gaul? Jika
seandainya ada guru yang tidak atau kurang gaul, kita tidak dapat
menghakiminya dengan berbagai alasan, tetapi sebagai murid cobalah untuk
memahami. Seperti mereka memahami bahwa kita sebagai murid yang sedang
beranjak dewasa dan pastinya memiliki sikap yang tidak disukainya
demikianlah kita juga harus memahami mereka yang sudah dewasa dan jauh
lebih berpengalaman dan tahu semua yang terbaik untuk kita semua sebagai
murid-muridnya.
Guru yang gaul tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan guru yang gaul adalah mereka dapat membaur dengan murid-muridnya, materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para murid, dapat membuat murid tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan, dapat mengambil perhatian murid, menciptakan pertemanan atau persahabatan dengan para murid, dan dapat mengerti para murid. Kekurangan guru yang gaul adalah jika guru lengah maka guru tersebut akan dikerjai muridnya, murid melupakan wibawa gurunya, murid menjadi semaunya dengan guru tersebut, dan kadang materi yang disampaikan tidak efektif.
Semua kekurangan yang ada tidak akan menjadi masalah bagi guru yang gaul, toh ini semua tergantung kita sebagai murid dalam menyikapi guru yang gaul tanpa melupakan nilai-nilai penting dan etika yang harus diperhatikan dan diingat baik. Jadi karena sekolah itu adalah proses, kegaulan seorang guru jangan menjadi kesempatan untuk bersenang-senang tetapi marilah kita jadikan kesempatan itu untuk menyelesaikan sekolah dengan proses yang menyenangkan. The mediocre teacher tells. The good teacher explains. The superior teacher demonstrates. The great teacher inspires.(Guru yang biasa-biasa memberitahu, guru yang baik menjelaskan, guru yang lebih baik mendemonstrasikan, guru yang hebat mengilhami) ~William Arthur Ward
Sumber : http://edukasi.kompasiana.com
0 komentar:
Posting Komentar