ISLAM


KEDATANGAN ISLAM KE INDONESIA DAN PERADABANNYA 
A.    Sejarah kedatangnya
Sejak zaman prasejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad Masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di daratan Asia Tenggara. Wilayah barat Nusantara dan sekitar Malak sejak masa kuno merupakan wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual di sana menarik bagi para pedagang dan menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India. Pedagang-pedagang Muslim asal Arab,Persia, dan India juga ada yang sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7 M, ketika islam pertama kali berkembang diTimur Tengah. Malaka jauh sebelum ditaklukan Portugis (1511), merupakan pusat utama lalu-lintas perdagangan dan pelayaranmelalui Malaka., hasil hutan dan rempah-rempah dari seluruh pelosok Nusantara di bawa ke Cina dan India, terutama Gujarat yang melakukan hubungan dagang langsung dengan Malaka pada waktu itu. Dengan demikian, Malaka menjadi mata rantai pelayaran yang penting.
            Menurut J. C van Leur, berdasarkan berbagai cerita perjalanan dapat diperkirakan bahwa sejak 674 M ada koloni-koloni Arab di barat laut Sumatera, yaitu Barus. Dari berita Cina bias diketahui bahwa di masa dinasti Tang orang-orang Ta-Shih sudah ada di Kanton( Kan-fu) dan Sumatera. Perkembangan pelayaran dan perdagangan yang bersifat internasional antara Negara-negara di Asia bagian Barat dan Timur mungkin disebabkan oleh kegiatan-kegiatan Islam dibawah bani Umayyah di bagian barat dan kerajaan Cina zaman dinasti Tang di Asia Bagian Timur serta kerajaan Sriwijaya di Asia Tenggara.
            Baru pada zaman-zaman berikutnya, penduduk kepulauan ini masuk Islam, bermula dari penduduk pribumi di koloni-koloni pedagang muslim itu menjelang abad ke-13 M,masyarakat muslim sudah ada di Samudra Pasai,Perlak dan Palembang. Di Jawa makam Fatimah binti Maimun merupakan bukti Islam berkembangnya Islam di daerah tersebut.termasuk di pusat kekuasaan Hindu Jawa ketika itu,Majapahit. Namun, sumber sejarah yang sahih yang memberikan kesaksian sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan tentang berkembangnnya masyarakat Islam di Indonesia, baik berupa prasasti dan histoirografi tradisional maupun berita asing, baru terdapat ketika komunitas Islam berubah menjadi keuasaan.
            Sampai berdirinya kerajaan-kerajaan Islamitu, perkembangan agama Islam di Indonesia dapat di bagi menjadi tiga fase. (1) Singgahnya pedagang-pedagang Islam di pelabuhan-pelabuhan Nusantara.(2) adanya komunitas Islam di beberapa daerah kepulauan Indonesia. (3) berdirinya kerajaan kerajaan Islam.
B.     Kondisi dan situasi politik kerajaan-kerajaan di Indonesia
Cikal bakal kekuasaan Islam telah dirintis pada periode abad 7-8 M, tetapi semuanya tenggelam dalam hegemoni maritim Sriwijaya yang berpusat di Palembang dan kerajaan Hindu-Jawa seperti Singasari dan Majapahitdi Jawa Timur. Masuknya Islam ke daerah-daerah di Indonesia tidak dalam waktu yang bersamaan. Di samping itu, keadaan politik dan sosial budaya daerah-daerah ketika didatangi Islam juga berlainan. Pada abad ke-7 sampai ke-10 Sriwijaya meluaskan kekuasaannya ke daerah semenanjung Malaka sampai Kedah, hal itu erat hubungannya dengan usaha penguasan selat Malaka yang merupaka kunci pelayaran dan perdagangan. Kemajuan politik dan ekonomi Sriwijaya berlangsung sampai abad ke 12 M. pada akhir abad ke-12 M, kerajaan ini mulai masa kemundurannya,kemunduran ekonomi ini membawa dampak terhadap perkembangan politik.
Kemunduran politik dan ekonomi Sriwijaya dipercepat oleh usaha-usaha kerajaan Singasari yang sedang bagkit di Jawa. kerajaan ini melakukan ekspedisi pamalayu pada tahun 1275M dan berhasil mengalahkan kerajaan Melayu di Sumatera. Keadaan itu mendorong daerah-daerah di selat Malaka yag di kuasai kerajaan Sriwijaya melepaskan diri dari keuasaan kerajaan tersebut, hal ini dimamfaatkan oleh pedagang Islam untuk mendapat keuntungan-keuntungan politik dan perdagangan. Mereka mendukung daerah-daerah yang muncul dan daerah yang menyatakan diri sebagai kerajaan bercorak Islam yaitu Samudera Pasai di pesisir Timur laut Aceh. Kerajaan Samudera Pasai dengan segera berkembang baik dalambidag politik maupun perdagangan.
Karena kekacauan-kekacauan dalam negeri sendiri akibat perebutan kekuasaan di istana, kerajaan Singasari juga pelanjutnya Majapahit tidak mampu mengontrol daerah Melayu dan Selat Malaka dengan baik dalam bidang, sehingga kerajaaan Samudera Pasai dan Malaka dapat berkembang dan mencapai puncak kejayaannya hingga abad ke-16 M.
C.     Saluran dan cara-cara Islamisasi di Indonesia
Kedatangan Islam dan penyebarannya kepada golongan bangsawan dan rakyat umumnya, dilakukan secara damai. Apabila situasi politik suatu kerajaan mengalami kekacauan dan kelemahan disebabkan perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana, maka Islam dijadikan alat politik bagi golongan bangsawan atau pihak-pihak yang menghendaki kekuasaan it. Mereka berhubungan dengan pedagang-pedagang Muslim yang posisi ekonominya kuat karena menguasai pelayarandan perdagangan. Apabila kerajaan Islam sudah berdiri, penguasanya melancarkan perang terhadap kerajaan non Islam. Hal itu bukanlah kerna perang agama tetapi karena dorongan politis untuk menguasai kerajaan-kerajaan disekitarnya.
Menurut Uka Tjandrasasmita, saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada enam yaitu:

1.      Saluran perdagangan
pada taraf permulaan, saluran islamisasi adalah perdagangan.kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga abad ke-16M. Membuat pedagang-pedagang Muslim(Arab,Persia dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian barat, tenggara dan Timur Benua Asia. Saluran islamisasi melalui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham.

2.      Saluran perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi, terutama putri-putri bangsawan, tertarik untul menjadi isteri saudagar-saudagar itu. sebelum kawin, mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya, timbul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan-kerajaan Muslim. Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan apabila terjadi antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja, kerana raja, atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses islamisasi.

3.      Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi, mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah di kenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal-soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Dengan tasawuf “bentuk” Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baruitu mudah dimengertio dan diterima. Di antara ahli Tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam adalah Hamzah Fansuri di Aceh.

4.      Saluran Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pemdidikan, baik pesantren maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-gurua agama, kiayi-kiayi dan ulama-ulama

5.      Saluran Kesenian
Saluran ini yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Di katakan sunan Kalijaga adalahg tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan syahadat.

6.      Saluran Politik
Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahul. Pemgaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Di samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia bagian Timur, demin kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non-Islam. Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam

D.    Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

1.      Samudera Pasai
Samudera Pasai, adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia.
Belum begitu banyak bukti arkeologis tentang kerajaan ini untuk dapat digunakan sebagai bahan kajian sejarah. Namun beberapa sejarahwan memulai menelusuri keberadaan kerajaan ini bersumberkan dari Hikayat Raja-raja Pasai,[2] dan ini dikaitkan dengan beberapa makam raja serta penemuan koin berbahan emas dan perak dengan tertera nama rajanya.
Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, yang bergelar Sultan Malik as-Saleh, sekitar tahun 1267. Keberadaan kerajaan ini juga tercantum dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) karya Abu Abdullah ibn Batuthah (1304–1368), musafir Maroko yang singgah ke negeri ini pada tahun 1345. Kesultanan Pasai akhirnya runtuh setelah serangan Portugal pada tahun 1521.

2.      Kerajaan Aceh
Kesultanan Aceh Darussalam berdiri menjelang keruntuhan dari Samudera Pasai yang pada tahun 1360 ditaklukkan oleh Majapahit hingga kemundurannya di abad ke-14. Kesultanan Aceh terletak di utara pulau Sumatera dengan ibu kota Kutaraja (Banda Aceh) dengan sultan pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada pada Ahad, 1 Jumadil awal 913 H atau pada tanggal 8 September 1507. Dalam sejarahnya yang panjang itu (1496 - 1903), Aceh telah mengukir masa lampaunya dengan begitu megah dan menakjubkan, terutama karena kemampuannya dalam mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, komitmennya dalam menentang imperialisme bangsa Eropa, sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik, mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, hingga kemampuannya dalam menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain.

3.      Kerajaan Islam Demak
Sejalan dengan pertumbuhan kerajaam di Sumatera, juaga berdiri Kesultanan Demak pada awal abad ke-16 sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa.seperti hanya di Sumatera, berdirinya Kesultanan Demak merupakan babak penting dalam proses islamisasi di Jawa, setelah sebelumnya lebih terkonsentrasi di pusat-pusat perdagangan di pantai utara Jawa, seperti Tuban, Gresik, dan Giri.
Penguasa pertama Kesultanan Demak adalah Raden Fatah.(1500-1518). Dia seorang keturunan raja Majapahit(Kertabumi) dari isteri seorang puteri keturunan Campa(negara kuno di Vietnam tengah), yang dihadiahkan kepada raja Palembang.
Kesulltanan demak mencapai zaman kemajuannya pada masa kekuasaan sultan Trenggono yang berkuasa pada tahun 1524 hingga1546, ia melakukan perluasan wilayah kekuasaan kerajaan dan meninggal dalam p[ertempuran di Panarukan, dalam upaya melakukan ekspansi wilayah. Pada masa kekuasaanTrenggono, Demak berkembang menjadi kerajaan terkemuka dan pusat Islamisasi. Mesjid Demak bagi masyarakat Jawa dianggap sebagai tempat suci yang memperkukuh pengakuan bahwa Demak adalah pelindung agama Islam di Jawa. Selain itu, mesjid Demak terkenal sebagai tempat berkumpulnya Wali Songo yang dianggap paling berpengaruh dalam penyebaran Islam.

4.      Kesultanan Pajang
Kerajaan Pajang adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Tengah sebagai kelanjutan Kerajaan Demak. Kompleks keraton, yang sekarang tinggal batas-batas fondasinya saja, berada di perbatasan Kelurahan Pajang, Kota Surakarta dan Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.
Pajang terlihat sebagai kerajaan pertama yang muncul di pedalaman Jawa setelah runtuhnya kerajaan Muslim di Pasisir
Menurut naskah babad, Andayaningrat gugur di tangan Sunan Ngudung saat terjadinya perang antara Majapahit dan Demak. Ia kemudian digantikan oleh putranya, yang bernama Raden Kebo Kenanga, bergelar Ki Ageng Pengging. Sejak saat itu Pengging menjadi daerah bawahan Kerajaan Demak.
Beberapa tahun kemudian Ki Ageng Pengging dihukum mati karena dituduh hendak memberontak terhadap Demak. Putranya yang bergelar Jaka Tingkir setelah dewasa justru mengabdi ke Demak.
Prestasi Jaka Tingkir yang cemerlang dalam ketentaraan membuat ia diangkat sebagai menantu Trenggana, dan menjadi bupati Pajang bergelar Hadiwijaya
Wilayah Pajang saat itu meliputi daerah Pengging (sekarang kira-kira mencakup Boyolali dan Klaten), Tingkir (daerah Salatiga), Butuh, dan sekitarnya.
Sepeninggal Trenggana tahun 1546, Sunan Prawoto naik takhta, namun kemudian tewas dibunuh sepupunya, yaitu Arya Penangsang bupati Jipang tahun 1549. Setelah itu, Arya Penangsang juga berusaha membunuh Hadiwijaya namun gagal.
Dengan dukungan Ratu Kalinyamat (bupati Jepara dan puteri Trenggana), Hadiwijaya dan para pengikutnya berhasil mengalahkan Arya Penangsang. Ia pun menjadi pewaris takhta Demak, yang ibu kotanya dipindah ke Pajang.
Sepulang dari perang, Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia. Terjadi persaingan antara putra dan menantunya, yaitu Pangeran Benawa dan Arya Pangiri sebagai raja selanjutnya. Arya Pangiri didukung Panembahan Kudus berhasil naik takhta tahun 1583.
Pemerintahan Arya Pangiri hanya disibukkan dengan usaha balas dendam terhadap Mataram. Kehidupan rakyat Pajang terabaikan. Hal itu membuat Pangeran Benawa yang sudah tersingkir ke Jipang, merasa prihatin.
Pada tahun 1586 Pangeran Benawa bersekutu dengan Sutawijaya menyerbu Pajang. Meskipun pada tahun 1582 Sutawijaya memerangi Hadiwijaya, namun Pangeran Benawa tetap menganggapnya sebagai saudara tua.
Perang antara Pajang melawan Mataram dan Jipang berakhir dengan kekalahan Arya Pangiri. Ia dikembalikan ke negeri asalnya yaitu Demak. Pangeran Benawa kemudian menjadi raja Pajang yang ketiga.
Pemerintahan Pangeran Benawa berakhir tahun 1587. Tidak ada putra mahkota yang menggantikannya sehingga Pajang pun dijadikan sebagai negeri bawahan Mataram. Yang menjadi bupati di sana ialah Pangeran Gagak Baning, adik Sutawijaya.
Sutawijaya sendiri mendirikan Kerajaan Mataram, di mana ia sebagai raja pertama bergelar Panembahan Senopati.

5.      Kerajaan mataram
Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam di Pulau Jawa yang pernah berdiri pada abad ke-17. Kerajaan ini dipimpin suatu dinasti keturunan Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan, yang mengklaim sebagai suatu cabang ningrat keturunan penguasa Majapahit. Asal-usulnya adalah suatu Kadipaten di bawah Kesultanan Pajang, berpusat di "Bumi Mentaok" yang diberikan kepada Ki Ageng Pemanahan sebagai hadiah atas jasanya. Raja berdaulat pertama adalah Sutawijaya (Panembahan Senapati), putra dari Ki Ageng Pemanahan.
Kerajaan Mataram pada masa keemasannya pernah menyatukan tanah Jawa dan sekitarnya, termasuk Madura. Negeri ini pernah memerangi VOC di Batavia untuk mencegah semakin berkuasanya firma dagang itu, namun ironisnya malah harus menerima bantuan VOC pada masa-masa akhir menjelang keruntuhannya.
Mataram merupakan kerajaan berbasis agraris/pertanian dan relatif lemah secara maritim. Ia meninggalkan beberapa jejak sejarah yang dapat dilihat hingga kini, seperti kampung Matraman di Batavia/Jakarta, sistem persawahan di Pantura Jawa Barat, penggunaan hanacaraka dalam literatur bahasa Sunda, politik feodal di Pasundan, serta beberapa batas administrasi wilayah yang masih berlaku hingga sekarang.
Sutawijaya naik tahta setelah ia merebut wilayah Pajang sepeninggal Hadiwijaya dengan gelar Panembahan Senopati. Pada saat itu wilayahnya hanya di sekitar Jawa Tengah saat ini, mewarisi wilayah Kerajaan Pajang. Pusat pemerintahan berada di Mentaok, wilayah yang terletak kira-kira di timur Kota Yogyakarta dan selatan Bandar Udara Adisucipto sekarang. Lokasi keraton (tempat kedudukan raja) pada masa awal terletak di Banguntapan, kemudian dipindah ke Kotagede. Sesudah ia meninggal (dimakamkan di Kotagede) kekuasaan diteruskan putranya Mas Jolang yang setelah naik tahta bergelar Prabu Hanyokrowati.
Pemerintahan Prabu Hanyokrowati tidak berlangsung lama karena beliau wafat karena kecelakaan saat sedang berburu di hutan Krapyak. Karena itu ia juga disebut Susuhunan Seda Krapyak atau Panembahan Seda Krapyak yang artinya Raja (yang) wafat (di) Krapyak. Setelah itu tahta beralih sebentar ke tangan putra keempat Mas Jolang yang bergelar Adipati Martoputro. Ternyata Adipati Martoputro menderita penyakit syaraf sehingga tahta beralih ke putra sulung Mas Jolang yang bernama Mas Rangsangpada masa pemerintahan Mas Rangsang,Mataram mengalami masa keemasan.

6.      Kesultanan Banten
Berdirinya ksultanan Banten diawali ketika kesultanan Demak memperluas pengarunya ke Jawa Barat.kota Banten terletak di pesisir selat Sunda, dan merupakan pintu gerbang yang menghubungkan Sumatera dan Jawa. Posisi Banten sangat yang strategis ini menarik perhatian Demak untuk menguasainya. Di tahun 1525-1526 pasukan Demak bersama Faletehan berhasil menguasai Banetn yang sebelumnya di bawah kekuasaa Pajajaran.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger

Flag Counter

Twitter

Ping your blog, website, or RSS feed for Free