Minggu, 11 Mei 2014

TATA TEKNIK PENTAS

            Tata Teknik Pentas Adalah Cara bagaimana membuat menyusun pentas atau tempat pertunjukan / Cara menata panggung atau tempat pertunjukan.


Jadi tata teknik pentas adalah cara menata panggung untuk sebuah pertunjukan. Seorang yang melakukan tata teknik pentas atau penataan sebuah panggung disebut sebagai seorang kreator. Sebelum melakukan sebuah penataan alangkah lebih tepatnya bila seorang kreator mempunyai konsep untuk melandasi penataan yang akan dilakukan pada sebuah pertunjukan,dimana konsep merupakan sebuah kompas yang mampu memberikan suatu petunjuk dan gambaran bagi seorang penata panggung.

Suatu konsep dapat kita buat dengan merancang atau membahas tentang pertunjukan apa yang akan dipertujukan atau dipentaskan. Misal katakan saja kita akan mementaskan sebuah pertujukan tari, tari yang dimaksud disini adalah tari kontenporer kemudian setelah itu kita akan menentukan tema yang akan diangkat, misal temanya tentang sebuah permainan rakyat,permainan rakyat yang seperti apa yang akan diangkat dan permainan rakyat daerah mana.

Cara Menata : Terlebih dahulu merancang / membuat konsep setelahnya mengarah pada Teknik perencanaan apa yang akan dibuat sehingga menjadi sebuah tempat pertunjukan.

Perencanaan : Contoh perencanaan Pentas / Pertunjukan untuk Tari, Pertunjukan Tari seperti apa kita Buat, Sebut saja KONTEMPORER kemudian pemilihan Tema / Cerita Pada Tarian, Setelahnya masuk pada Material yang digunakan Seperti

KOSTUM,

MAKE- UP,

PROFERTI,

HAND PROFERTI,

SET PROFERTI,

CAHAYA,

SOUND SISTEM, AKUSTIK.


Penata Pentas : Pentas / Pertunjukan yang mau diselenggarakan Menurut kebutuhan , Pentas / Pertunjukan diselenggarakn IN DOOR (Lingkungan / Alam) / OUT DOOR (Gedung Pertunjukan),

Jenis-jenis Panggung
            Panggung adalah tempat berlangsungnya sebuah pertunjukan dimana interaksi antara kerja penulis lakon, sutradara, dan aktor ditampilkan di hadapan penonton. Jenis panggung yang sering digunakan adalah, panggung proscenium, panggung arena dan  panggung thrust, Dengan memahami bentuk dari masingmasing panggung inilah, penata panggung dapat merancangkan karyanya berdasar lakon yang akan disajikan dengan baik.

1.      Proscenium

            Panggung proscenium bisa juga disebut sebagai panggung bingkai karena penonton menyaksikan aksi aktor dalam lakon melalui sebuah bingkai atau lengkung proscenium  Kalau Di Banjarmasin kal-sel bisa kita lihat pada BALAIRUNG SARI Taman Budaya KAL-SEL.

2.       Arena
Panggung arena adalah panggung yang penontonnya melingkar atau duduk mengelilingi panggung, Penonton sangat dekat  sekali dengan pemain. Agar semua pemain dapat terlihat dari setiap sisi maka penggunaan set dekor berupa bangunan tertutup vertikal tidak diperbolehkan karena dapat menghalangi pandangan penonton. Panggung arena biasanya dibuat secara terbuka (tanpa atap) dan tertutup.



·         Bentuk segi empat , jenis panggung yang perletakan panggung perunjukan berada di salah satu sisi yang lain. Kondisi ini menyebabkan penonton yang berada di arena samping akan merasa kesulitan menikmati pertunjukan kesenian.
·         Bentuk kipas (melingkar), jenis panggung yang menjadikan ruang penonton melingkari panggung pertunjukan.
·         Bentuk tapak kuda, jenis panggung ini akan memantulkan gelombang bunyi secara memusat disisi tengah ruangan, karena permukaaan dinding yang berbentuk cekung.
·         Bentuk tak beraturan,jenis panggung ini tercipta untuk memenuhi aspek kenyaman visual,pencahayaan dan akustik.dinding ruangan dibuat tak beraturan agar dapat menyerap bunyi ataupun memantulkan gelombang bunyi yang dibutuhkan dengan baik.
·         Auditorium, jenis panggung ini berada di tengah,dengan auditorium terletak mengelilingi panggung pertunjukan. Dengan begitu kemampuan arah hadap pementas, maka ia akan menghadap ke penonton.
·         Auditorium transverse stage, jenis panggung ini memiliki bentuk yang sangat sederhana dengan meletakan panggung pertunjukan dan tempat duduk penonton saling berhadapan.
·         Panggung terbuka, jenis panggung ini memiliki ruang utama dan ruang penonton terletak saling berhadapan. Terkadang ruang utama juga dikelilingi ruang penonton.
·         Ruang arena/panggung arena, jenis panggung ini berupa teater melingkar yang dikembangkan dari bentuk amphitheatre klasik berupa bentuk radial. Ruang penonton berada di sekeliling ruang utama.
Proscenim, jenis panggung ini dapat disebut sebagai panggung bingkai karena penonton menyaksikan aksi aktor dalam lakon melalui sebuah bingkai atau lengkungan proscenium. Dalam panggung ini terdapat drop/silokrama dan wing yang terbuat dari kain hitam , serta balkon (posisi penonton di atas samping)

Masing-masing bentuk memiliki keunikannya tersendiri tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu mendekatkan pemain dengan penonton.

Panggung Arena terbagi 2 yaitu Full Arena Dan Semi Arena.

1.      Full Arena : Bentuk Segi Empat, Bentuk Melingkar panggung perunjukkan berada di salah satu sisi dan ruang penonton berada disisi yang lain. Kondisi ini menyebabkan penonton yang berada di arena samping akan merasa kesulitan menikmati pertunjukkan kesenian,

2.      Semi Arena :

1.      Later U

2.      Tapal Kuda

3.      Leter L



3.       Thrust
Panggung thrust seperti panggung proscenium tetapi dua per tiga bagian depannya menjorok ke arah penonton. Pada bagian depan yang menjorok ini penonton dapat duduk di sisi kanan dan kiri panggung, Panggung thrust nampak seperti gabungan antara panggung arena dan proscenium.



Bagian-bagian Panggung

Panggung teater, Bagian yang paling kompleks dan memiliki fungsi artistik pendukung pertunjukan adalah bagian panggung. Masing-masing memiliki fungsinya sendiri. Seorang penata panggung harus mengenal bagian-bagian panggung secara mendetil. Yaitu :

1. Border. Pembatas yang terbuat dari kain. Dapat dinaikkan dan diturunkan. Fungsinya untuk memberikan batasan area permaianan yang digunakan.



2. Backdrop. Layar paling belakang. Kain yang dapat digulung atau diturun-naikkan dan membentuk latar belakang panggung.



3. Batten. Disebut juga kakuan. Perlengkapan panggung yang dapat digunakan untuk meletakkan atau menggantung benda dan dapat dipindahkan secara fleksibel.



4. Penutup/flies. Bagian atas rumah panggung yang dapat digunakan untuk menggantung set dekor serta menangani peralatan tata cahaya.



5. Rumah panggung (stage house). Seluruh ruang panggung yang meliputi latar dan area untuk tampil



6. Catwalk (jalan sempit). Permukaan, papan atau jembatan yang dibuat di atas panggung yang dapat menghubungkan sisi satu ke sisi lain sehingga memudahkan pekerja dalam memasang dan menata peralatan.



7. Tirai besi. Satu tirai khsusus yang dibuat dari logam untuk memisahkan bagian panggung dan kursi penonton. Digunakan bila terjadi kebakaran di atas panggung. Tirai ini diturunkan sehingga api tidak menjalar keluar dan penonton bisa segera dievakuasi.



8. Latar panggung atas. Bagian latar paling belakang yang biasanya digunakan untuk memperluas area pementasan dengan meletakkan gambar perspektif.



9. Sayap (side wing). Bagian kanan dan kiri panggung yang tersembunyi dari penonton, biasanya digunakan para aktor menunggu giliran sesaat sebelum tampil.



10. Layar panggung. Tirai kain yang memisahkan panggung dan ruang penonton. Digunakan (dibuka) untuk menandai dimulainya pertunjukan. Ditutup untuk mengakhiri pertunjukan.



11. Trap jungkit. Area permainan atau panggung yang biasanya bisa dibuka dan ditutup untuk keluar-masuk pemain dari bawah panggung.

12. Tangga. Digunakan untuk naik ke bagian atas panggung secara cepat. Tangga lain, biasanya diletakkan di belakang atau samping panggung sebelah luar.

13. Apron. Daerah yang terletak di depan layar atau persis di depan bingkai proscenium.



14. Bawah panggung. Digunakan untuk menyimpan peralatan set. Terkadang di bagian bawah ini juga terdapat kamar ganti pemain.



15. Panggung. Tempat pertunjukan dilangsungkan.



16. Orchestra Pit. Tempat para musisi orkestra bermain. Dalam beberapa panggung proscenium, orchestra pit tidak disediakan.



17. FOH (Front Of House) Bar. Baris lampu yang dipasang di atas penonton. Digunakan untuk lampu spot.



20. Langit-langit akustik. Terbuat dari bahan yang dapat memproyeksikan suara dan tidak menghasilkan gema.



21. Ruang pengendali. Ruang untuk mengendalikan cahaya dan suara (sound system).



22. Bar. Tempat menjual makan dan minum untuk penonton selama menunggu pertunjukan dimulai.



23. Foyer. Ruang tunggu penonton sebelum pertunjukan dimulai atau saat istirahat.



24. Tangga. Digunakan untuk naik dan turun dari ruang lantai satu ke ruang lantai lain.



25. Auditorium (house). Ruang tempat duduk penonton di panggung proscenium. Istilah auditorium sering juga digunakan sebagai pengganti panggung proscenium itu sendiri.

26. Ruang ganti pemain. Ruang ini bisa juga terletak di bagian bawah belakang panggung.





HAKIKATNYA PRINSIP DAN SEJARAH PENTAS


Berdasarkan hakikat, prinsip dan sejarah pentas :

Secara hakikat, tata teknik pada dasarnya adalah untuk menghidupkan sebuah karya seni dan secara prinsip, tata teknik pentas adalah sebuah komitmen,aturan,dan pegangan. Disini pentas dihadirkan sesuai dengan konsep yang menjadi pilihan. Kemudian berdasarkan sejarah panggung hadir karena terjadinya suatu pergeseran dari hal yang bersifat ritual ke hal yang bersifat sebagai hiburan untuk manusia. Dan juga kelahiran pentas sama dengan peralihan dari sebuah kepercayaan menuju pada ke pertunjukan



Hakikatnya / Keberadaannya bahwa dengan tidak adanya Teknik tata pentas (TTP) pasti tidak aka nada Pentas / Pertunjukan.

Prinsip : Pentas dihadirkan sesuai dengan konsep yang menjadi pilihan atau sesuai dengan tujuan.

Pentas/Tempat : Penonton yang ditinggikan.

Panggung : Bisa penonton yang ditinggikan dan juga panggung yang ditinggikan untuk menampilkan sehingga ada sebuah peninggian.



JENIS – JENIS LAMPU (LIGHTING)

A. Strip Light

1  Open System

      Deretan lampu yang berada dalam kotak panjang tanpa sekat, jenis ini dipasang pada Apron, untuk lampu kaki (Foot Light)). Di samping berfungsi sebagai penerangan umum juga dapat untuk menetralkan sinar dari atas.

2  Compartment System

Deretan lampu dalam kotak panjang yang bersekat. Di dalam kesatuannya, deret lampu ini dapat dibagi menjadi beberapa kelompok warna. Lampu ini dipasang di daerah Border sebagai Border Light.

B.  Spot Light

            Sumber sinar berkekuatan besar, sinar yang dipantulkan oleh reflector dibiaskan oleh lensa dan biasannya sesuai dengan jenis lensanya. Ada berbagai macam lampu khusus atau Spot Light

1.      Fresnell Spot light

Fresnell adalah lampu spot yang menggunakan reflector spherical dan lensa patent fresnell yang memiliki cahaya menyatu tidak tajam (lembut).



2   Plano Convex Spot Light

Lampu spot ini menggunakan reflector ellipsoidal dan lensa plano-konvex yang memiliki cahaya menyatu tajam. Lampu lensa dengan berbagai ukuran 5-8  dengan kekuatan antara 250 watt sampai 3000 watt.

3   Ellipsoidal Spot Light

Lampu lensa berukuran 3- 12 dengan kekuatan antara 250 watt sampai 3000 watt.

        4.Follow spot light

Follow spot adalah lampu yang memiliki intensitas atau berkekuatan besar dan voltase/tegangan tinggi. Sinar dapat dipergunakan untuk mengikuti pemain berpindah atau bergerak untuk berganti posisi. Intensitas lampu follow minimal 1000 watt dan maximal 2500 watt.

5   Flood Light

Flood  light adalah lampu yang mempunyai kekuatan yang besar tanpa lensa. Apa yang ditaruh di bawah dipancangkan pada suatu standar untuk menerangi jalan-jalan keluar masuk, drop, cyclorama, dan sebagainya. Ada yang digantungkan untuk menerangi daerah permainan, sebuah backdrop, sebuah cyclorama.





TATA  CAHAYA

            Pencahayaan yang memiliki Artificial (Buatan) melalui lampu dan muatan listrik yang diperdunakan untuk keperluan penerangan panggung atau untuk tujuan tujuan khusus guna untuk membantu suatu penampilan dalam kebutuhan pertunjukan.



Tata Cahaya dibagi dua :

1.      Tata Cahaya Lampu Umum (General Illumination)

Contoh : Cahaya Lampu Sehari – Hari.

2.      Tata Cahaya Khusus (Spesific Illumination)

Contoh : Cahaya yang disalurkan melalui lensa (Lampu-lampu pertunjukan)



Tugas dan Tanggung jawab penata Cahaya

1.      Menafsirkan scenario bersama sutradara

2.      Menggali stimulus gagasan Kreatifitasnya melalui tahapan tahapan awal yang disebut Working with the teks.

3.      Membuat catatan penting tentang scenario.

4.      Bekerjasama dengan Tim produksi dan para penata lainnya.

5.      Memahami dan menguasai tata cahaya (Lighting equitment) atau menguasai cara pengendalian lampu sangat perlu. Maka tidak saja diperlukan pengetahuan juga pengalaman.



Sarana Pengendali Lampu

1.      Intensitas : Kekuatan Cahaya (Tebal atau Tipisnya cahaya)

2.      Warna : Yaitu Berkaitan dengan Suasana.

3.      Distribusi : Pencahayaan (Pemberian Pencahayaan)

4.      Gerakan : Perpindahan Ruang.



Prosedure Tata Cahaya

1.      Planning : Rancangan.

2.      Design : Rancangan.

3.      Bump in : Konsep.

4.      Rigging : Tempat Lalu lalang Penonton.

5.      Paching : Cara penataan Dari Alat alat.

6.      Plooting Gerakan Pencahayaan (Gambar)

7.      Focusing : Pemokusan (Yang Biasanya pada lampu tertentu)

8.      Performing : Permainan cahaya (Memberikan Cahaya)

9.      Bump Out :  Konsep keluar



Macam-macam lampu :

1.         Scoop adalah lampu flood yang menggunakan reflektor elipssoial dan dapat digunakan

2.         Profile adalah termasuk lampu spot yang menggunakan lensa plano convet sehingga lingkaran cahaya

3.         Lampu efek adalah lampu yang menghadirkan cahaya khusus untuk kepentingan tertentu

4.         Barndorn adalah sebuah alat yang memiliki strip atau penutup yang dapat diatur atau disesuaikan

5.         Gobo adalah plat metal yang dicetak membentuk pola motif tertentu m

6.         Filter

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger

Flag Counter

Twitter

Ping your blog, website, or RSS feed for Free