Selasa, 13 Agustus 2013

Guru Profesional Dambaan Kita

     Guru Profesional Dambaan Kita di Tinjau dari Berbagai Aspek :

    Guru Professional yaitu seorang guru yang ahli dalam bidang keilmuan yang dikuasainya dituntut bukan hanya sekedar mampu menransfer keilmuan ke dalam diri anak didik, tetapi juga mampu mengembangkan potensi yang ada dalam diri poserta didik. dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah

Maka, bentuk pembelajaran kongkret dan penilaian secara komprehe

1.    Dari Aspek Spiritual
    Guru Profesional dambaan kita memiliki spiritual yang baik yaitu kecerdasan jiwa sesuatu yang bisa memperkuat vitalitas hidup, berpikir yang mendalam yang membantu kepada siswa untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif. berikan dorongan untuk berprestasi, guru yang akan berorientasi pada pembentukan karakter siswa didik yang ideal. Seorang guru harus mempunyai tingkat keimanan dan ketakwaan tinggi. dengan bekal tingkat keimanan dan ketakwaan yang tinggi kepada Tuhan Yang Maha-Esa, seorang guru akan memiliki konsep dan proses konkret yang baik dalam melakukan pembelajaran.


2.    Dari Aspek Karakter (Karakteristik)
    Guru Profesional dambaan kita ada beberapa karakter yang harus dimiliki oleh guru profesional, yaitu :
    Guru selalu membuat perencanaan mengajar yang konkret dan rinci yang digunakan sebagai pedoman dalam KBM. Ini sebenarnya sudah biasa dilakukan guru, karena sekalipun format berubah-ubah, pada prinsipnya persiapan mengajar guru sudah diwajibkan sejak lama. Saat ini tinggal melakukan berbagai adaptasi saja dari perubahan yang diinginkan.
    Guru berusaha menempatkan siswa sebagai subyek belajar, guru sebagai pelayan, fasilitator, dan mitra siswa agar siswa dapat mengalami proses belajar bermakna. Ketika guru memposisikan diri sebagai mitra belajar siswa merupakan hal baru, karena Selama ini guru adalah sebagai pusat perhatian siswa. Guru masih sebagai orang sumber belajar utama, dan ada anggapan bahwa guru harus tahu semuanya. Untuk sekolah di pedesaan, guru masih sebagai figure sentral dalam KBM, bahkan dipandang sebagai tokoh masyarakat. Mungkin sedikit agak berbeda dengan guru di perkotaan, karena para siswa memiliki sumber belajar yang lebih bervariasi dan teknologi informasi menjadi pilihan alternative, maka peran guru sebagian sudah dapat digantikan oleh teknologi informasi tersebut.

    Guru dapat bersikap kritis, teguh, dalam membela kebenaran dan bersikap inovatif. Untuk dapat bersikap kritis, guru dituntut memiliki pengetahuan yang cukup, menguasai subtansi materi pelajaran dengan baik, memiliki motifasi luas tentang pendidikan dan kehidpan masyarakat, serta memahami arah dan kebijakan politik pendidikan yang terus berubah sesuai dengan tuntutan zamannya.

    Guru juga bersikap dinamis dalam mengubah pola pembelajaran (peran siswa, peran guru, dan gaya mengajarnya). Peran siswa digeser dari citra ‘konsumen’ gagasan (menyalin, mendengar, menghafal, mencatat) menjadi citra ‘produsen’ atau ‘pembangun’ gagasan (bertanya, meneliti, menganalisis, mengarang, menulis kisah sejarah).

    Guru juga berani meyakinkan pihak lain (kepala sekolah, orangtua, dan masyarakat) tentang rancangan inovasi yang akan dilakukan, dengan argumentasi logis-kritis. Untuk dapat melakukan itu, guru harus belajar secara terus menerus, agar dapat memiliki pengetahuan yang komprehensif, sehingga langkah inovasi merupakan bagian dari sikap kritis terhadap tuntutan perubahan.

    Guru harus kreatif membangun dan menghasilkan karya pendidikan seperti : tulisan ilmiah, pembuatan alat bantu belajar, menganalisis bahan ajar, organisasi kelas dsb. Proses kreatif seperti ini berjalan secara simultan dengan proses pembelajaran. Kreatifitas harus dapat menunjang keefektifan pembelajaran.

Guru yang Berkarakter juga dapat menciptakan yaitu :

Pertama : Menciptakan suasana siswa betah belajar.

    Dalam konsep ini siswa betah belajar lantaran minat yang  kuat terhadap bidang  ilmu yang dipelajarinya atau kepiawaian guru dalam classroom Management. Siswa belajar berdasarkan minat yang tinggi terhadap ilmu yang dipelajarinya lebih mudah bagi guru karena siswa  lebih konsentrasi untuk mempelajari lebih dalam . Sementara membuat siswa berminat untuk belajar terlebih lagi ilmu yang disukainya adalah tantangan tersendiri bagi kompetensi profesional dan kompetensi pedagogiknya.


Seorang guru diharapkan harus dapat menciptakan suasana belajar  yang menyenangkan,menantang dan merangsang minat siswa. Disinilah kecakapan guru dalam mengelola kelas amat dibutuhkan agar siswa benar benar  terkondisi belajar yang sesungguhnya secara menyenangkan. Dengan siswa merasa senang belajar siswa bersangkutan memiliki semangat  belajar berkesinambungan.


Kedua : Interpersonal Skill (kecakapan Hubungan  antar pribadi ).

    Interpersonal skill di sini memiliki makna saat guru berada di dalam kelas maupun diluar kelas menjadi mitra belajar siswa lantaran keterampilannya dalam membina hubungan antar pribadi,guru mitra belajar dan penampang tumbuh kembang karakter siswa.  Kemampuan  mentranfers  ilmu pengetahuan sehingga mudah diserap seluruh   siswa adalah kompetensi profesional dan pedagogik    guru dalam kegiatan mengajarnya.

Sedangkan menjadi pendamping pembangunan karakter siswa adalah  kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian guru sehingga siswa menjadi “patuh “ akan nasihat gurunya serta meneladani perilaku guru bersangkutan.Sehingga guru bersangkutan memiliki personal value dimata siswa dan orang tuanya

Membuat siswa dapat menyerap pelajaran dengan mudah adalah persoalan teknologi pendidikan di mana para guru sudah sering mendapatkan pelatihan tentang efektivitas pembelajaran Sedangkan membuat guru memiliki  personal value dimata siswa adalah wujud dari ketulusan ,empati dan dedikasi kepada panggilan profesi seorang pendidik.


Ketiga :Guru Memberi Arah bagi Kemajuan Masa Depan Siswa

    Dalam hal ini guru dituntut untuk bersikap terbuka adil dan memperhatikan potensi ‘unik” yang dimiliki siswanya dari yang berprestasi ,biasa saja sampai perilaku luar biasa.Umumnya perhatian guru hanya terfokus ada peserta didik yang berprestasi dan berperilaku luar biasa lantaran siswa bermasalah,sehingga siswa yang biasa saja  tidak mendapat perhatian.

Agar tujuan dari kurikulum tercapai  seorang guru harus dapat memberikan solusi atas permasalahan setiap siswanya  mulai dari memberi  peluang dan kesempatan siswa meraih prestasi,mendorong  siswa mencapai prestasi setinggi tingginya  dan berdaya saing sampai membantu siswa mengatasi problematik yang dihadapinya.

Sehingga siswa  memiliki pola pikir bahwa bersekolah memiliki arti penting bagi kehidupannya  saat ini  dan kepentingan terbaik masa depannya,selamat menyongsong datangnya perubahan kurikulum.


3.    Dari Aspek Sociences (Keilmuan)
   
    Guru Profesional dambaan kita harus menguasai bidang studi (konten) yang diampunya sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya. Menguasai secara matang konsep, teori, hukum- hukum dan esensi dari konsep-konsep tersebut. Ilmu berkembang terus, oleh karena itu guru harus mengikuti terus perkembangan yang terkait dengan materi pelajarannya. Materi pelajaran yang diberikan juga relevan dengan kehidupan siswa, ini berarti guru  menguasai konteks materi pelajarannya atau penguasaan secara kontekstual materi. Guru yang kurang memahami konteks materi yang diajarkan, tanggapan siswa yang akan muncul, diantaranya: pembelajaran terasa hambar, teoritis, tidak jelas manfaatnya dalam hidup, sehingga terasa membosankan dan akhirnya siswa-siswa kurang menyukainya. Satu hal lagi yang juga penting adalah kemampuan guru menjelaskan penerapan materi dalam dunia iptek.

4.    Dari Aspek Moral (Moralitas)
    Aspek moralitas merupakan bagian integral yang harus dimiliki oleh guru. Aspek ini tercakup dalam dua kompetensi guru, yaitu kompetensi sosial dan kepribadian. Guru yang bermoral tentu memiliki kompetensi kepribadian dan sosial yang tinggi serta berintegritas. Guru adalah pendidik profesional yang bertugas untuk mengembangkan kepribadian atau karakter siswa. Penguasaan kompetensi kepribadian yang memadai dari guru akan sangat membantu upaya pengembangan karakter siswa. Dengan menampilkan sebagai sosok guru (digugu dan ditiru) yang bisa dipercaya (digugu) dan ditiru, secara psikologis siswa akan merasa yakin dengan apa yang sedang dibelajarkan gurunya. Misalkan, ketika guru hendak membelajarkan tentang kasih sayang kepada siswa, tetapi di sisi lain secara disadari atau tanpa disadari, gurunya sendiri malah cenderung bersikap tidak senonoh, mudah marah, dan sering bertindak kasar, maka yang akan melekat pada siswanya bukanlah sikap kasih sayangnya, melainkan sikap tidak senonohnya itulah yang lebih berkesan dan tertanam dalam sistem pikiran dan keyakinan siswanya.
Begitu pula dalam masyarakat lebih sensitif lagi, apabila ada guru melakukan tindakan tercela, asusila, atau pelanggaran norma-norma yang berlaku di masyarakat, pada umumnya masyarakat akan cepat mereaksi. Hal ini tentu dapat berakibat terhadap merosotnya wibawa guru yang bersangkutan dan kepercayaan masyarakat terhadap guru tersebut, institusi sekolah tempat guru mengajar. Tindakan amoral yang dilakukan oknum guru di Bandarlampung mudah-mudahan menjadi pembelajaran bagi guru atau pendidik lain untuk meningkatkan keempat aspek kompetensi yang harus dimiliki guru, terutama aspek kepribadian dan sosial yang menyangkut interaksinya dengan masyarakat umum. Berharap pendidikan di Indonesia semakin maju.

5.    Dari Aspek Attitude (Sikap)

    Guru professional sangat dituntut untuk “Wajib” memiliki sikap/attitude yang baik. Selain pengembangan sikap terpuji dan budi pekerti yang patut ditauladani, seorang guru juga perlu untuk memiliki konsep diri yang positif.
    Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia seutuhnya yang berjiwa pancasila. guru hendaknya memberi contoh yang baik bagi anak didiknya.
    Guru harus dapat mempengaruhi dan mengendalikan anak didiknya. Dalam hal ini, prilaku dan pribadi guru akan menjadi instrumen ampuh untuk mengubah prilaku peserta didik.
    Hendaknya guru menghargai potensi yang ada dalam keberagaman siswa.

6.    Dari Aspek Applied Sciences

    ilmu pendidikan perlu diterapkan kepada seluruh peserta didik, agar terciptanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas, berakhlaq, berilmu, berbudi pekerti luhur, dan berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

Menciptakan suasana siswa betah belajar.

    Dalam konsep ini siswa betah belajar lantaran minat yang  kuat terhadap bidang  ilmu yang dipelajarinya atau kepiawaian guru dalam classroom Management. Siswa belajar berdasarkan minat yang tinggi terhadap ilmu yang dipelajarinya lebih mudah bagi guru karena siswa  lebih konsentrasi untuk mempelajari lebih dalam . Sementara membuat siswa berminat untuk belajar terlebih lagi ilmu yang disukainya adalah tantangan tersendiri bagi kompetensi profesional dan kompetensi pedagogiknya.


Seorang guru diharapkan harus dapat menciptakan suasana belajar  yang menyenangkan,menantang dan merangsang minat siswa. Disinilah kecakapan guru dalam mengelola kelas amat dibutuhkan agar siswa benar benar  terkondisi belajar yang sesungguhnya secara menyenangkan. Dengan siswa merasa senang belajar siswa bersangkutan memiliki semangat  belajar berkesinambungan.


Interpersonal Skill (kecakapan Hubungan  antar pribadi ).
    Interpersonal skill di sini memiliki makna saat guru berada di dalam kelas maupun diluar kelas menjadi mitra belajar siswa lantaran keterampilannya dalam membina hubungan antar pribadi,guru mitra belajar dan penampang tumbuh kembang karakter siswa.  Kemampuan  mentranfers  ilmu pengetahuan sehingga mudah diserap seluruh   siswa adalah kompetensi profesional dan pedagogik    guru dalam kegiatan mengajarnya.

Sedangkan menjadi pendamping pembangunan karakter siswa adalah  kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian guru sehingga siswa menjadi “patuh “ akan nasihat gurunya serta meneladani perilaku guru bersangkutan.Sehingga guru bersangkutan memiliki personal value dimata siswa dan orang tuanya

Membuat siswa dapat menyerap pelajaran dengan mudah adalah persoalan teknologi pendidikan di mana para guru sudah sering mendapatkan pelatihan tentang efektivitas pembelajaran Sedangkan membuat guru memiliki  personal value dimata siswa adalah wujud dari ketulusan ,empati dan dedikasi kepada panggilan profesi seorang pendidik.


Guru Memberi Arah bagi Kemajuan Masa Depan Siswa
    Dalam hal ini guru dituntut untuk bersikap terbuka adil dan memperhatikan potensi ‘unik” yang dimiliki siswanya dari yang berprestasi ,biasa saja sampai perilaku luar biasa.Umumnya perhatian guru hanya terfokus ada peserta didik yang berprestasi dan berperilaku luar biasa lantaran siswa bermasalah,sehingga siswa yang biasa saja  tidak mendapat perhatian.

Agar tujuan dari kurikulum tercapai  seorang guru harus dapat memberikan solusi atas permasalahan setiap siswanya  mulai dari memberi  peluang dan kesempatan siswa meraih prestasi,mendorong  siswa mencapai prestasi setinggi tingginya  dan berdaya saing sampai membantu siswa mengatasi problematik yang dihadapinya.

7.    Dari Aspek Hubungan Masyarakat
   
    Guru sangat perlu mememlihara hubungan baik dengan masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan,misalnya,mengadakan kerja sama dengan kalangan industri terdekat yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.
Dalam hal ini guru hendaknya :

1)    Menghormati tanggung jawab dasar dari orang tua terhadap terhadap anak-anaknya.

2)    Menciptakan dan memelihara hubungan-hubungan yang ramah dan kooperatif dengan rumah.

3)    Membantu memperkuat kepercayaan murid terhadap rumahnya sendiri dan menghindarkan ucapan yang mungkin merusak kepercayaan itu.

4)    Menghormati masyarakat dimana ia bekerja dan bersikap setia kepada sekolah, masyarakat, bangsa, dan Negara
.
5)    Ikut serta aktif dalam kehidupan masyarakat.


    Dalam masyarakat tradisional guru dianggap profesional jika anak sudah dapat membaca, menulis dan berhitung, atau anak mendapat nilai tinggi, naik kelas atau lulus ujian. Akan tetapi, di masyarakat modern hal-hal seperti itu tidak cukup untuk menggambarkan guru profesional. Bagi masyarakat modern, kompetensi guru tidak hanya dilihat dari keahlian dan keterampilannya, akan tetapi juga sikap dan orientasi guru terhadap perubahan dan inovasi.
    Berarti tuntutan masyarakat terhadap kompetensi guru yang terus berkembang tetap tidak berubah. Kompetensi adalah pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang. Seorang guru secara mutlak harus memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugas sebagai pendidik, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan.




nsif diperlukan untuk bisa melihat siswa dari berbagai perspektif. Persiapan pembelajaran menjadi sesuatu yang wajib dikerjakan, dan pelaksanaan aplikasi dalam kelas berpijak kepada persiapan yang telah dibuat dengan menyesuaikan terhadap kondisi setempat atau kelas yang berbeda. Kepedulian untuk mengembangkan kemampuan afektif, emosional, social dan spiritual siswa, sesuatu yang vital untuk bisa melihat kelebihan atau keungulan yang terdapat dalam diri anak. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan diri dan menemukan aktualisasi sehingga tumbuh rasa percaya diri.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger

Flag Counter

Twitter

Ping your blog, website, or RSS feed for Free