Sabtu, 13 April 2013

Guru Gaul

Setiap guru selain cerdas dan menguasai materi yang akan disampaikan tetapi juga harus “gaul” dalam arti memiliki cara penyampaian materi dan pendekatan yang baik kepada murid-muridnya.

Pada zaman yang serba modern ini guru-guru di sekolah mendapat tuntutan baru yang harus dihadapi dan diatasi, yaitu tuntutan untuk menjadi guru yang gaul. Guru yang gaul sangat diperlukan karena pada zaman ini kebanyakan anak muda/remaja masa kini terutama yang lahir di atas 1990 memiliki gaya yang unik yaitu “gaul”. Keberadaan guru yang gaul juga didukung oleh Ibu Sherly, guru fisika “Jika metode yang menyampaikan materi itu berhasil mengapa tidak?” Ketika kurikulum kita yang terbilang berat dan tuntutan untuk menyampaikan materi-materi yang banyak jumlahnya kepada murid-murid, tidak lagi dapat menggunakan cara yang lama, tetapi memerlukan cara yang baru yaitu melalui guru yang gaul.

Guru yang gaul merupakan guru yang mampu menempatkan dirinya dengan baik di tengah-tengah para murid sebagai teman atau sahabat. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Ika guru fisika kelas X “Guru itu harus pandai menempatkan diri, saat di kelas menjadi guru, di luar kelas menjadi teman”.  Hal ini penting supaya murid-muridnya merasa nyaman dan dapat menangkap semua materi yang disampaikan. Guru yang gaul di sini tidaklah terbatas pada guru-guru yang fresh graduate dan masih muda saja, tetapi juga termasuk guru-guru yang senior atau sudah cukup tua umurnya. Dengan fleksibilitas seorang guru yang dapat menjadi guru yang gaul tetapi tidak kehilangan sisi sebagai guru yang berwibawa, kegiatan belajar-mengajar akan menjadi nyaman, menyenangkan, dan pandangan setiap murid setiap masuk sekolah akan menjadi fresh.

Kalau diperhatikan, pola pikir remaja masa kini yang modern sempat menciptakan jarak yang cukup lebar antara guru dengan murid, seolah-olah murid memandang guru sebagai seseorang yang menyeramkan, kaku, dan kadang faktanya ada beberapa murid yang ketika melihat guru bidang studi tertentu yang akan masuk ke kelas segera menggerutu seperti berkata “Ah, dia lagi-dia lagi” atau “Aduh, pelajaran mat lagi, pelajaran mat lagi?”. Hal-hal seperti ini dapat diatasi ketika guru-guru dapat berbaur di tengah-tengah mereka seperti seorang teman. Ketika sang guru berhasil berbaur dengan murid materi pelajaran yang disampaikan akan terpahami dan suasana menjadi fresh karena jarak antara guru dan murid sudah tidak terasa lagi.
Pada zaman ini arti kata gaul telah mengalami pergeseran makna, gaul/bergaul yang semula memiliki makna dapat berinteraksi dan menempatkan diri dengan baik di dalam masyarakat tetapi sekarang lebih mengarah kepada kebudayaan anak muda masa kini yaitu bahasa-bahasa yang tidak baku/ bahasa gaul seperti lu, gua, bahasa yang kasar, musik rock, pop, dan musik” dj, dan yang saat ini cukup populer yaitu harus “galau”. 

Guru yang gaul selain dapat menempatkan diri dengan baik di tengah-tengah muridnya juga memiliki pandangan yang sesuai dengan murid-muridnya, tahu cara berkomunikasi yang ringan tanpa lupa menggunakan bahasa yang sopan dan baku, dan merendahkan dirinya sebagai guru agar dapat membaur dengan murid-muridnya. Seperti kata Ibu Riona, guru PAK “Guru gaul harus dapat masuk ke dunia mereka, tahu apa kebutuhan mereka, apa yang diomongin, saling terbuka tetapi harus tetap pada track-nya”. Lalu ada hal lain lagi, “Guru gaul bisa diajak curhat sama muridnya”, ujar seorang murid kelas X KBI . Namun, bagaimana dengan guru yang tidak gaul? Jika seandainya ada guru yang tidak atau kurang gaul, kita tidak dapat menghakiminya dengan berbagai alasan, tetapi sebagai murid cobalah untuk memahami. Seperti mereka memahami bahwa kita sebagai murid yang sedang beranjak dewasa dan pastinya memiliki sikap yang tidak disukainya demikianlah kita juga harus memahami mereka yang sudah dewasa dan jauh lebih berpengalaman dan tahu semua yang terbaik untuk kita semua sebagai murid-muridnya.

Guru yang gaul tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan guru yang gaul adalah mereka dapat membaur dengan murid-muridnya, materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para murid, dapat membuat murid tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan, dapat mengambil perhatian murid, menciptakan pertemanan atau persahabatan dengan para murid, dan dapat mengerti para murid. Kekurangan guru yang gaul adalah jika guru lengah maka guru tersebut akan dikerjai muridnya, murid melupakan wibawa gurunya, murid menjadi semaunya dengan guru tersebut, dan kadang materi yang disampaikan tidak efektif. 

Semua kekurangan yang ada tidak akan menjadi masalah bagi guru yang gaul, toh ini semua tergantung kita sebagai murid dalam menyikapi guru yang gaul tanpa melupakan nilai-nilai penting dan etika yang harus diperhatikan dan diingat baik. Jadi karena sekolah itu adalah proses, kegaulan seorang guru jangan menjadi kesempatan untuk bersenang-senang tetapi marilah kita jadikan kesempatan itu untuk menyelesaikan sekolah dengan proses yang menyenangkan. The mediocre teacher tells.  The good teacher explains.  The superior teacher demonstrates.  The great teacher inspires.(Guru yang biasa-biasa memberitahu, guru yang baik menjelaskan, guru yang lebih baik mendemonstrasikan, guru yang hebat mengilhami) ~William Arthur Ward

 Sumber : http://edukasi.kompasiana.com

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger

Flag Counter

Twitter

Ping your blog, website, or RSS feed for Free